Authors
  • Author
    Super Admin
Published on

Profil Penyakit Malaria di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang Tahun 2018

Citation

Triyana, R., & Salmi, S. (2020). Profil Penyakit Malaria Di Rumah Sakit Islam Siti Rahmah Padang Tahun 2018. Health & Medical Journal, 2(2), 08–15. https://doi.org/10.33854/heme.v2i2.546

Abstract

Latar belakang: Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia khususnya Sumatera Barat. Penentuan gambaran penyakit Malaria di suatu daerah dibutuhkan untuk mengetahui penyebaran dan tingkat keparahan penyakit tersebut. Tujuan: Mengetahui distribusi frekuensi menurut usia, jenis kelamin dan tempat tinggal, gambaran jenis Plasmodium penyebab penyakit malaria serta gambaran hematologi pada pasien malaria di RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018. Metode: Jenis penelitian ini merupakan penelitian dengan bentuk studi deskriptif observatorial dengan pendekatan atau disain studi potong lintang (cross sectional). Hasil: Distribusi frekuensi penderita Malaria di RSI Siti Rahmah pada tahun 2018 menurut usia terbanyak terdapat pada kelompok umur 21–30 tahun yaitu sebanyak 28 kasus (36.8%), jenis kelamin terbanyak pada lakilaki sebanyak 46 (60.5%) dan tempat tinggal terbanyak ditemukan di kecamatan Koto Tangah yaitu sebanyak 31 kasus (40.8%). Jenis Plasmodium yang ditemukan pada kasus malaria di RSI Siti Rahmah pada tahun 2018 adalah P. vivax (73 kasus (96.05%)) dan P. falciparum (3 kasus (3.95%)). Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kadar Hb, hematokrit, trombosit dan leukosit pada pasien positif malaria RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018 berada pada rentang normal. Kesimpulan: Distribusi frekuensi penderita Malaria di RSI Siti Rahmah pada tahun 2018 menurut usia terbanyak terdapat pada kelompok umur 21–30 tahun yaitu sebanyak 28 kasus (36.8%), jenis kelamin terbanyak pada laki-laki sebanyak 46 (60.5%) dan tempat tinggal terbanyak ditemukan di Kecamatan Koto Tangah yaitu sebanyak 31 kasus (40.8%). Jenis Plasmodium yang ditemukan pada kasus malaria di RSI Siti Rahmah pada tahun 2018 adalah P. vivax (73 kasus (96.05%) dan P. falciparum (3 kasus (3.95%)). Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kadar Hb, hematokrit, trombosit dan leukosit pada pasien positif malaria RSI Siti Rahmah Padang tahun 2018 berada pada rentang normal.

Description

Malaria merupakan penyakit menular yang seringkali terhitung sebagai kejadian luar biasa (KLB) pada beberapa daerah di Indonesia. Malaria tercatat sebagai masalah kesehatan utama di Indonesia dengan angka kejadian 30 juta pertahun dan angka kematian sekitar 120.000 kasus pertahun. Berdasarkan laporan Insiden parasit pertahun/ Annual parasite incidence (API), insiden malaria bervariasi pada semua propinsi di Indonesia dengan angka API tertinggi berasal dari Indonesia bagian timur. 1 Angka API tertinggi tahun 2013 adalah Papua (42,65 per 1000 penduduk), Papua Barat (38,44 per 1000 penduduk), dan Nusa Tenggara Timur (16,37 per 1000 penduduk). Insiden parasit pertahun di Propinsi Jambi dan Sumatera Barat berturut-turut sebesar 1,1 dan 0,26 per 1000 penduduk pertahun. 2 Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat menyebutkan bahwa Kabupaten dengan kasus malaria tertinggi yaitu Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Pasaman Dan Kabupaten Sawahlunto. 3 Penyakit malaria disebabkan oleh spesies Plasmodium seperti Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, dan plasmodium ovale. 4 Tingkat keparahan penyakit malaria sangat bergantung dengan jenis Plasmodium yang menyebabkan infeksi. P. vivax diketahui sebagai jenis plasmodium yang paling sering menginfeksi pada pasien malaria. P. falciparum yang menimbukan banyak komplikasi yang cukup ganas dan mudah resisten terhadap pengobatan P. malariae menimbulkan sindroma nefrotik sedangkan P. ovale sering dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, memberikan infeksi yang paling ringan dan sering sembuh spontan tanpa pengobatan.5 Penyebaran penyakit malaria bergantung pada interaksi agent, host dan lingkungan. Prevalensi malaria dipengaruhi pada usia dan jenis kelamin. Usia produktif (15-64 tahun) memiliki prevalensi yang lebih tinggi dibandingkan usia muda (0-14 tahun). Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi laki-laki lebih sering dibandingkan perempuan. Hal ini berkaitan dengan aktivitas laki-laki yang memiliki kecenderungan untuk beraktivitas dimalam hari. Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat dominan sebagai penentu kejadian malaria pada suatu daerah endemis malaria.6 Faktor lingkungan meliputi kondisi fisik tempat tinggal dan perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kejadian malaria seperti kebiasaan menggunakan kelambu, mencari pertolongan untuk berobat dan kebiasaan mengurangi gigitan nyamuk.

URL

https://jurnal.unbrah.ac.id/index.php/heme/article/view/546

Dilihat 14 kali

diperbarui pada 12 November 2021