Authors
  • Author
    Super Admin
Published on

PROFIL PENYAKIT MALARIA PADA PENDERITA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BITUNG

Citation

Purwanto, D. S., & Ottay, R. I. (2013). PROFIL PENYAKIT MALARIA PADA PENDERITA RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BITUNG. JURNAL BIOMEDIK (JBM), 3(3). https://doi.org/10.35790/jbm.3.3.2011.872

Abstract

Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena beberapa daerah masih merupakan daerah endemis. Di Sulawesi Utara penyakit malaria termasuk dalam urutan atas dari sepuluh penyakit menonjol di puskesmas dan rumah sakit. Beberapa rumah sakit tipe C yaitu rumah sakit kabupaten/kota dan beberapa rumah sakit swasta sangat berperan dalam mengobati penderita malaria dan komplikasinya. Data-data mengenai penderita malaria di rumah sakit, hanya didapatkan dari beberapa rumah sakit saja khususnya yang berada di Manado dan Minahasa. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan gambaran penyakit malaria pada penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Bitung periode Januari 2008 sampai dengan Desember 2009. Metode penelitian yang digunakan yaitu survei retrospektif terhadap catatan rekam medik penderita malaria di Rumah Sakit Umum Daerah Bitung. Data yang didapat kemudian diolah, disusun dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, dan dibahas menurut : usia, jenis kelamin, pekerjaan, tempat tinggal, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, komplikasi, pengobatan dan diagnosa masuk. Hasil penelitian ini menunjukkan kecepatan dan ketepatan penanganan di rumah sakit tersebut masih kurang dilihat dari jenis pengobatan, dimana ditemukan penggunaan obat antimalaria hanya sekitar 6-37 % yang diberikan secara benar dan ada sekitar 1-10 % yang penggunaannya masih salah. Juga diagnosa malaria secara klinis hanya dijumpai pada 60 kasus (36 %) plasmodium positif dan diagnosa masuk terbanyak adalah observasi febris.

Description

Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh plasmodium, dan mempunyai gambaran karakteristik: demam periodik, anemia dan hepatosplenomegali.1,2 Penyakit ini cenderung untuk bermanifestasi dari keadaan akut ke menahun. Selama stadium akut terdapat masa demam yang intermiten. Selama stadium menahun berikutnya, terdapat masa laten yang diselingi oleh relaps beberapa kali.1,2 Berat ringannya manifestasi malaria tergantung jenis plasmodium yang menyebabkan infeksi. Dikenal empat jenis plasmodium yaitu P. vivax yang merupakan infeksi paling sering dan menyebabkan malaria tertiana/vivaks; P. falciparum yang memberikan banyak komplikasi dan mempunyai perlangsungan yang cukup ganas, mudah resisten terhadap pengobatan dan menyebabkan malaria tropika/ falciparum; P. malariae yang sering menimbulkan sindroma nefrotik dan menyebabkan malaria quartana/malariae; dan P. ovale yang dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat, memberikan infeksi yang paling ringan dan sering sembuh spontan tanpa pengobatan, dan menyebabkan malaria ovale. Gejala subjektif penderita malaria pada waktu masuk rumah sakit di Rumah Sakit Umum Pusat Manado (sekarang Rumah Sakit Prof. dr. R.D. Kandou) dan Rumah Sakit Bethesda Tomohon umumnya simtomatik berupa demam 92-96%, sakit kepala 79-94%, menggigil 64-82%, mual 74-76%, pusing 75-82%, nyeri epigastrium 31-52% dan muntah 31-37%. Gejala objektif yang ditemui pada kasus malaria di Rumah Sakit Bethesda Tomohon pada tahun 1993 antara lain splenomegali 40,7%, hepatomegali 43%, pucat 6,6% dan ikterik 3,0%.4 Malaria masih merupakan masalah kesehatan di banyak negara di seluruh dunia. Tiga ratus juta penduduk diserang setiap tahunnya, dan 2-4 juta meninggal dunia.1 Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena beberapa daerah masih merupakan daerah endemis. Walaupun telah dilakukan program pelaksanaan dan pemberantasan penyakit malaria sejak tahun 1959, namun hingga saat ini angka kesakitan dan kematian masih cukup tinggi. Oleh karena itu Departemen Kesehatan memberikan prioritas tinggi untuk penyakit malaria.

URL

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/view/872

Dilihat 14 kali

diperbarui pada 12 November 2021