Authors
  • Author
    Super Admin
Published on

Profil Hematologik Berdasarkan Jenis Plasmodium pada Pasien Malaria di Beberapa Rumah Sakit di Kota Padang

Citation

Kustiah, S. U., Adrial, A., & Reza, M. (2020). Profil Hematologik Berdasarkan Jenis Plasmodium pada Pasien Malaria di Beberapa Rumah Sakit di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 9(1S). https://doi.org/10.25077/jka.v9i1s.1167

Abstract

Spesies Plasmodium (P) yang banyak dijumpai di Sumatera Barat adalah P. falciparum dan P. vivax. Komplikasi yang paling umum terjadi pada infeksi malaria adalah perubahan hematologi. Infeksi P. falciparum lebih sering menimbulkan komplikasi tersebut dibandingkan infeksi P. vivax. Tujuan: Mengetahui perbedaan gambaran hematologik terutama hemoglobin, leukosit, dan trombosit pada pasien malaria berdasarkan jenis Plasmodium. Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik dengan metode cross sectional. Data berasal dari rekam medik pasien malaria rawat inap di RSUP Dr. M. Djamil dan RSUD Dr. Rasidin Padang yang dilakukan pada bulan Desember 2017 sampai Januari 2018. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji Independent t-test. Hasil: Dari 60 subjek penelitian, 51 orang (85%) terinfeksi P. vivax, 8 orang (13,3%) terinfeksi P. falciparum, dan 1 orang (1,7%) mengalami infeksi campuran. Berdasarkan distribusi data demografi, frekuensi tertinggi pada laki-laki (53,3%), dan sebagian besar berumur 15-35 tahun. Hasil uji-t terhadap nilai hemoglobin (p=0,000) menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua jenis spesies Plasmodium. Berdasarkan jumlah leukosit (p=0,198) dan trombosit (p=0,242). Simpulan: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua jenis spesies Plasmodium.

Description

Malaria adalah penyakit infeksi disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang menyerang sel eritrosit ditandai dengan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan splenomegali dalam kondisi akut ataupun kronis yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi.1 Ada lima spesies Plasmodium yang dapat menyebabkan malaria pada manusia diantaranya P. falciparum, P. vivax, P. ovale, P. malariae, dan P. knowlesi. 1,2 Malaria masih menjadi masalah kesehatan global terutama di kawasan tropis dan subtropis negara berkembang sampai saat ini. World Malaria Report 2015 menyatakan bahwa penyakit malaria telah menyerang 106 negara di dunia.3 Tahun 2016 ditemukan 216 juta kasus baru malaria dan 445.000 kematian. Wilayah Afrika menyumbang sebagian besar kasus malaria global (90%), diikuti oleh wilayah Asia Tenggara (7%), dan Mediterania Timur (2%). Angka kematian akibat malaria tahun 2015 di wilayah Asia paling tinggi berada di India dengan jumlah 384 jiwa, sedangkan Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah 157 jiwa.4 Menurut WHO, angka morbiditas dan mortalitas akibat malaria cenderung menurun pada periode 2005 ΜΆ 2015. Meskipun demikian, masih ada lebih kurang 3,2 milyar jiwa atau hampir separuh penduduk dunia berisiko tertular penyakit malaria.5 Data DKK Padang memperlihatkan 155 kasus malaria positif pada tahun 2015. Puskesmas yang paling tinggi kasusnya adalah puskesmas Belimbing dengan 37 kasus, sedangkan yang paling rendah adalah puskesmas Seberang Padang dengan tidak ada kasus malaria baik klinis maupun dari pemeriksaan sediaan darah.6 Perubahan hematologi merupakan komplikasi yang paling umum terjadi pada infeksi malaria. Kelainan hematologi pada malaria yang telah dilaporkan adalah anemia, trombositopenia, dan leukopenia hingga leukositosis.7 Beberapa mekanisme terjadinya anemia pada penyakit malaria yaitu penghancuran eritrosit yang mengandung parasit, diseritropoesis (gangguan dalam pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum

URL

http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/1167

Dilihat 18 kali

diperbarui pada 12 November 2021