- Authors
-
-
- Author
- entri-laporan
-
- Published on
Hubungan Antara Curah Hujan dan Temperatur dengan Malaria di Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi Nusa Tenggara Timur - Indonesia
Citation
Fridolina Mau, dan MulatsihLoka Litbang P2B2 Waikabubak
Abstract
- aporan kasus malaria menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), pada tahun 2016 malaria telah menyerang 91 negara di dunia termasuk Indonesia. 9 Morbiditas malaria di Indonesia ditentukan dengan Annual Parasite Incidence (API). Tahun 2015 API nasional mengalami penurunan menjadi 0,85‰ dari 1,75‰ tahun 2011. Walaupun secara nasional API mengalami penurunan pada tahun 2015, namun di provinsi tertentu angka API sangat tinggi, salah satu di antaranya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan API 7,04‰. 10 Kabupaten Sumba Barat Daya adalah salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten ini merupakan daerah endemisinggi dengan angka API melebihi API nasional dan provinsi yaitu mencapai 19‰ tahun 2017. Beberapa spesies nyamuk Anopheles sppterkonfirmasi sebagai vektor telah ditemukan di Kabupaten Sumba Barat Daya. 11,12 Tujuan analisis ini adalah untuk memberikan informasi tentang hubungan kasus malaria dengan curah hujan dan temperatur yang berguna untuk strategi pengendalian malaria yang tepat sasaran di daerah ini, menuju eliminasi malaria tahun 2030.
Description
- Kecenderungan kasus malaria tahunan periode 2014-2016 di Kabupaten Sumba Barat Daya menunjukkan penurunan secara bertahap total jumlah kasus, yaitu tahun 2014 jumlah kasus 9649 dengan Annual Parasite Incidence (API) 29‰, menjadi 7600 kasus pada tahun 2015 dengan API 23‰ dan tahun 2016 menjadi 6035 kasus dengan API 19‰. Temperatur udara secara umum di wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya berkisar antara 21ºC- 33ºC. Temperatur udara tertinggi terjadi pada bulan November, sedangkan temperatur terendah pada bulan Agustus. Kabupaten ini memiliki 2 (dua) musim, sama seperti pada wilayah lainnya di Indonesia yaitu musim kemarau.dan musim hujan. Pada musim kemarau, arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap Hubungan Antara Curah Hujan dan Temperatur dengan Malaria di Kabupaten. (Fridolina Mau, dan Mulatsih) 131 air, yang terjadi pada bulan Juni-September. Pada musim hujan, arus angin berasal dari Asia dan Samudera Pasifik, banyak mengandung uap air, yang terjadi pada bulan Desember – Maret. Pada tahun 2014 curah hujan tertinggi terjadi pada awal bulan Januari hingga bulan April dan mulai berangsur menurun pada bulan Mei hingga Agustus. Musim kemarau terjadi pada bulan September hingga Oktober dan kembali terjadi musim hujan pada awal bulan November. Pada puncak musim hujan dimana curah hujan tinggi pada bulan Januari hingga Maret, kasus malaria menurun namun cenderung meningkat pada pertengahan musin kemarau hingga awal musim hujan yaitu bulan April hingga Nopember dan kasus malaria kembali menurun pada bulan Desember dimana curah hujan meningkat. (Gambar 1) Pada tahun 2015 masih dengan pola yangsama dimana curah hujan meningkat pada bulan Januari hingga April, diikuti dengan menurunnya kasus malaria namun kasus malaria cenderung meningkat pada awal musin kemarau hingga awal musim hujan yaitu pada bulan Desember. Pola musim hujan pada tiga tahun berturut-turut adalah sama, tetapi pada musim kemarau tahun 2016 curah hujan tidak nol. Grafik penularan malaria tetap sama dimana kasus malaria meningkat pada curah hujan rendah (Gambar 1).
URL
http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/view/309
Dilihat 12 kali
diperbarui pada 01 November 2022